:untuk yang menamakan diri pengabdi bangsa
Malam semakin larut rembulan tertutup kabut
Padahal bulan selalu purnama.
Kabut ini masih saja menyelimuti
Menggelapkan cahaya dan bintang-bintang di langit.
Tunas dan kuncup bunga menunduk layu
Daun-daun pucat tak tersapa cahaya
Akar-akar tak mampu menggeliat menebar kehidupan.
Kabut ini menggumpal dan menyembur
Pada mulut dan perut langit
Yang tak pernah mendengarkan belaian lembut angin
Telinga Rintih dan jerit batang-batang meregang.
Kabut ini masih saja perkasa
Meski badai bergulung membelah langit,
Halilintar mengamuk memecahi benteng,
Banjir bergemuruh di angkasa,
Dan Gunung-gunung melengking meledakkan dirinya.
Semua kini hanya tahu,
Bagaimana esok akan bernafas
Agar masih bisa berharap untuk menemu cahaya.
Semesta tak berdaya,
Langit semakin memanjakan dirinya,
Menulikan telinga, membisukan suara,
Dan membutakan mata.
Solo, 1 April 2002
0 Komentar:
Posting Komentar