Kabut hitam itu semakin mengental
Percikan api bertebaran memekatkan
Mengembang menyambar rerumputan
Menghujam menembus ulu hati bumi
Kepulan asapnya menggulung
Bebatuah merah membara
Luka tanah kian menganga
Jahitan benangnya telah kusut 
tersengat keserakahan
Mata air taklagi pancarkan kejernihan
Darah berlumuran di ujung pena
Angin menebarkan bau anyir 
Bumi sekarat menunggu kematian
Tak lama lagi  setelah semuanya meledak
Solo, 3 April 2002 
 
 
 

0 Komentar:
Posting Komentar