Langit masih terluka

Langit masih terluka
air mata terus mengucur dari tubuhnya
Matahari masih asyik bermain
menyapa ikan-ikan di laut
mulut-mulut bumi kehausan
terbungkam, tertutup rumah-rumah keserakahan
nadi-nadinya tersumbat kebodohan dan kecerobohan
paru-parunya musnah ditelan kerakusan
Bejana-bejana raksasa
bergetar menampung air mata langit
Tubuhnya bergolak
memaksa diri melebarkan tubuhnya
menggandeng bumi mengaliri nadi
demi keseimbangan semesta

angin terharu menghiasi
membantu melapangkan kesadaraan


Surakarta, 15 Februari 2002

0 Komentar: